Berbagi rezeki dan Ilmu
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pandangan
filosofis tentang hakekat sekolah dan masyarakat dalam kehidupan kita. sekolah
adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang
terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung
pada masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota2 masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat
saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan, Masyarakat adalah pemilik sekolah,
sekolah ada karena masyarakat memerlukannya. Desain
organisasi sekolah adalah di dalamnya terdapat tim administrasi sekolah yang
terdiri dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan
oranisasi. MBS terlahir dengan beberapa nama yang berbeda, yaitu tata kelola
berbasis sekolah (school-based governance), manajemen mandiri sekolah (school
self-manegement), dan bahkan juga
Penyerahan
otonomi dalam pengelolaan sekolah ini diberikan tidak lain dan tidak bukan
adalah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, maka
Direktorat Pembinaan SMP menamakan MBS sebagai Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS).
Tujuan utama
adalah untuk mengembangkan rosedur kebijakan sekolah, memecahkan
masalah-masalah umum, memanfaatkan semua potensi individu yang tergabung dalam
tim tersebut. Sehingga sekolah selain dapat mencetak orang yang cerdas serta
emosional tinggi, juga dapat mempersiapkan tenaga-tenaga pembangunan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud manajemen
berbasis sekolah ?
2) Bagaimana bentuk manajemen
komponen-komponen sekolah ?
C.
TUJUAN PEMBAHASAN
1) Mengetahui pengertian
manajemen berbasis sekolah.
2) Memahami bentuk manajemen
komponen-komponen sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan sumber daya dalam proses pembelajaran yang berdasar pada sekolah untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
B. BENTUK-BENTUK
MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH
penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah beberapa komponen sekolah yang perlu dikelola yaitu
kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kemuridan, sarana dan
prasarana pendidikan, dan pengelolaan hubungan sekolah dan orang tua/wali murid
(Mulyasa, 2002:40)
I.
Kurikulum
dan Program Pengajaran
Kurikulum
dan program pengajaran merupakan pijakan dalam proses pendidikan yang
diselenggarakan pada sebuah lembaga pendidikan, Perencanaan dan pengembangan
kurikulum nasional telah dilakukan Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat
pusat. Akan tetapi sekolah juga bertugas dan berwenang mengembangkan kurikulum
muatan lokal sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat setempat dan
sosial budaya yang mendukung pembangunan lokal sehingga peserta didik tidak
terlepas dari akar sosial budaya lingkungan (Mulyasa, 2002:40).
Dalam
manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk muatan lokal mengharuskan setiap
satuan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan dan memunculkan keunggulan
program pendidikan tertentu sesuai dengan latar belakang tuntutan
lingkungansosial masyarakat. Dengan otonomi sekolah dalam arti luas mempunyai
fungsi untuk menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan
peserta didik dan kebutuhan lingkungan sehingga setelah siswa menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan mereka siap pakai sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
A.
Kurikulum dalam MBS
Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
Disini, yang dimaksud dengan
manajemen kurikulum dan program pengajaran tidak hanya perencanaan satuan
pembelajaran saja, akan tetapi juga termasuk pelaksanaan, serta penilaian
kurikulum. Sesuai dengan hakikatnya, Jika ditinjau dari fungsi manajemen,
kegiatan kurikulum mencakup tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan atau penilaian.
a)
Perencanaan kurikulum
Dalam hal ini,
kita hanya akan focus pada perencanaan yang dilakukan oleh sekolah. Berdasarkan
perencanaan tingkat pusat, sekolah menyusun kegiatan sekolah terkait dengan
proses belajar mengajar di kelas dan diluar kelas. Kegiatan tersebut antara
lain: merencanakan program kegiatan tahunan, rencana program kegiatan catur
wulan (semester), rencana persiapan mengajar atau RPP, penyusunan jadwal
pelajaran sekolah, dan sebagainya
b)
Pelaksanaan kurikulum
Pada intinya,
pelaksanaan kurikulum merupakan proses interaksi belajar mengajar antara guru
dan siswa yang dapat terbagi dalam tida tahap:
1) Tahap persiapan pelajaran,
adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum mulai mengajar, antara lain: memeriksa ruang kelas, mengabsen
siswa, cek kesiapan alat dan media, serta kesiapan siswa.
2) tahap pelaksanaan pelajaran, adalah kegiatan
mengajar sesungguhnya yang dilakukan oleh guru dan sudah ada interaksi langsung
dengan siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Tahap ini terbagi lagi ke
dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, pelajaran inti, penutup dan evaluasi.
3) Tahap penutupan, yaitu
kegiatan yang terjadi di kelas sesudah guru selesai melaksanakan tugas
mengajar.
c)
Pengawasan atau penilaian
kurikulum
Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini adalah dilaksanakannya evaluasi baik submatif atau
formatif. Kedua jenis evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan
guru dalam mengajar dilihat dari prestasi atau hasil yang telah dikuasai siswa,
yang pada akhirnya diarahkan untuk mengkaji seberapa jauh kurikulum telah
dilaksanakan.
§ Evaluasi formatif adalah evaluasi atau penilaian yang dilakukan oleh
guru setelah salah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa. Evaluasi
formatif dimaksudkan untuk memberikan feed back kepada guru mengenai
keberhasilan program yang telah dia susun dalam proses belajar mengajar. Dalam
hal ini, keberhasilan siswa adalah tolok ukur keberhasilan program belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru.
§ Evaluasi sumatif atau lebih dikenal dengan tes sumatif adalah tes yang
diselenggarakan oleh guru setelah sampai pada jangka waktu tertentu (semester
atau catur wulan). Dalam pelaksanaannya, Tes sumatif ini biasanya disebut
dengan ulangan umum atau ujuan bersamakarena biasanya diselenggarakan secara
serentak di seluruh sekolah. Dan berdasarkan beberapa hal diatas, pantaslah
rasanya kalau kurikulum KTSP dikatakan sebagai kurikulum yang lolos dalam
seleksi kurikulum di tingkat nasional dan seharusnya memang telah dilaksanakan.
II.
Manajemen
Tenaga Kependidikan
A. Pengertian
Tenaga Kependidikan
Peningkatan
produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan sumber
daya manusia , Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan dengan cara mengikut sertakan
pada kegiatan-kegiatan yang menunjang pada kinerja seluruh unsur sekolah.
Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup beberapa hal yaitu:
(1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan
pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan
(7) penilaian pegawai (Mulyasa, 2002:42).
Menurut
UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga
kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu
jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.
B. Jenis
Tenaga Kependidikan
Tenaga
kependidikan merupakan seluruh komponenyang terdapat dalam instansi atau lembaga
pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang
berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jenisnya tenaga kependidikan
terdiri atas :
a)
Kepala
Sekolah
b)
Guru (
kelas, agama, penjaskes, muatan lokal )
c)
Tenaga
Administrasi / TU
d)
Penjaga
Sekolah / kebersihan sekolah
e)
Tenaga
Fungsional lainnya ( Guru BP, Pustakawan, laboran dan teknisi sumber belajar )
Sedangkan apabila dilihat
dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :
a)
Pegawai
negeri sipil ( PNS )
b)
Guru
tidak tetap
c)
Guru bantu
d)
Tenaga
sukarela
C. Manajemen
Tenaga Kependidikan
Manajemen
tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar,
prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan
pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.
Manajemen
tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai
hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk
mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan
sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Konsep
Manajemen Tenaga Kependidikan, tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan
kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau
memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Adapun komponen dari
manajemen ini adalah sebagai berikut:
a)
Penyusunan
formasi
b)
Pengadaan
pegawai
c)
Kenaikan
pangkat
d)
Pembinaan
dan pengembangan karier pegawai
e)
Ketatalaksanaan
tenaga kependidikan :
§ Pembuatan Buku Induk Pegawai
§ Daftar Urut Kepegawaian ( DUK )
§ Kartu Pegawai ( KARPEG )
§ Tabungan Asuransi Pegawai ( TASPEN )
§ Asuransi Kesehatan ( ASKES )
§ Kartu Istri ( KARIS ) dan Kartu Suami ( KARSU )
f)
Pemberhentian
Pegawai
Sedangkan terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/ kepegawaian, antara lain :
1)
Recruitment
atau penarikan mulai
dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran,
pengetesan,
pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang.
2)
Placement
atau penempatan, yaitu
proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk
diberi tahu pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan
sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Didalam tahap ini
sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja,
tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan
kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu
juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, memberi cuti izin,
dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan
3)
Development
atau pengembangan,
dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui
pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah,
lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota organisasi profesi
dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji, dapat
dikategorikan sebagai pemberian kesejahteraan dan dapat dikategorikan sebagai
pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian
kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih meningkatkan tanggung
jawabnya.
4)
Pengawasan
atau evaluasi,
merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan
bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan
sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau
penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personil
setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan.
Hal ini
menunjukkan, bahwa keberhasilan pengelolaan pendidikan pada sebuah sekolah
apabila Kepala Sekolah memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang
melibatkan pada semua unsur pengelola sekolah.
III.
Manajemen
Kesiswaan
A. Pengertian
Manajeman Kesiswaan
Salah
satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa. Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta
didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik melalui proses pendidikan di sekolah.
B. Ruang
Lingkup Manajemen Kesiswaan
Ruang lingkup mengenai manajemen kesiswaan
adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
kesiswaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan program kesiswaan
2.
Penerimaan
peserta didik
3.
Orientasi
siswa baru
4.
Mengatur
kehadiran, ketidak hadiran siswa di sekolah
5.
Mengatur
evaluasi peserta didik, baik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar,
bimbingan dan penyuluhan maupun untuk kepentingan promosi peserta didik
6.
Mengatur
kenaikan tingkat siswa
7.
Mengatur
siswa yang mutasi dan drop out
8.
Mengatur
kode etik dan disiplin siswa
9.
Mengatur
layanan siswa yang meliputi:
§ Layanan kesehatan
§ Layanan bimbingan dan konseling siswa
§ Layanan kesehatan baik fisik maupun mental
§ Layanan koperasi
§ Layanan perpustakaan
§ Layanan laboratorium
§ Layanan asrama
§ Layanan transportasi
10. Mengatur organisasi siswa yang meliputi:
§ Organisasi pramuka di sekolah
§ Klub olah raga
§ Klub kesenian
§ Kelompok studi
§ Pringatan hari besar
C. Tujuan
Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan
sekolah.
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam
pendidikan sekolah adalah:
1.
Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2.
Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat siswa.
3.
Menyalurkan
aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4.
Dengan
terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan siswa dapat mencapai kebahagiaan,
5.
kesejahteraan
hidup; lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Tujuan
pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap
kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-ketrampilan
lain. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu
pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang
bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk
kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik. Untuk
itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam
bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi
siwa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.
D. Fungsi Manajemen Kesiswaan
Adapun mengenai fungsi manajemen kesiswaan
adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan individualitas: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan
kemampuan lainnya.
2.
Fungsi
yang berkenaan dengan pengembangan sosial: sosialisasi dengan sebaya, keluarga
dan lingkungan sosial (sekolah &l masyarakat).
3.
Fungsi
yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan: tersalur hobi,
kesenangan dan minatnya.
4.
Fungsi
yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan, agar siswa
sejahtera dalam hidupnya.
IV.
Manajemen
Keuangan
Keuangan
merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada keefektifan
dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diselaggarakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Manajerial kepala sekolah pada keuangan sangat dibutuhkan
dalam penerapan Manajemen Beerbasis Sekolah. Pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) menuntut kemampuan sekolah dalam merencanakan melaksanakan, dan
mengevaluasi serta memepertanggungjawabkan penggunaan anggaran. pengelolaan
dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa, 2002:47).
Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) memberi kewenangan pada sekolah untuk menggali dan
menggunakan sumber dana sesuai keperluan sekolah. Sumber dana dalam proses
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: (1) pemerintah pusat
dan atau pemerintah daerah, (2) orang tua/wali atau peserta didik, dan (3)
masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan penerimaan
keuangan dari orang tua/wali murid dan masyarakat ditegaskan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional atau UU No. 2 tahun 1989 yaitu
kemampuan pemerintah terbatas dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang
tua/wali murid.
Meskipun
dalam prakteknya menurut pendapat penulis implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) terkadang sebagian sekolah menggunakan kesempatan ini terkesan
secara berlebih lebihan seperti kasus tes mandiri berdampak pada kecemburuan
sosial bagi mereka yang kurang mampu, dengan kata lain siswa yang diterima pada
sebuah sekolah yang dianggap faforit oleh lapisan masyarakat tertentu maka
dapat ditentukan oleh kesiapan orang tua dari berapa kesanggupan membayar yang
disepakati oleh pihak sekolah, sementara keadaan sosial ekonomi orang tua,
masyarakat belum tentu dapat menjakau kebijakan sekolah. Secara hukum praktek
seleksi mandiri memang sah karena tidak bertentangan dengan karakter dan
komponen-komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) hal ini banyak terjadi pada
jenjang pendidikan SMP dan SMA.
V.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Pendidikan
A. Pengertian
Manajeman Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Dalam
rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu
pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana
pendidikan. Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya
dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendayagunaan melalui
tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancer, teratur, efektif,
dan efisien.
Jadi manajemen sarana pendidikan adalah
keseluruhan proses perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang
digunakan untuk menunjang pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancer, teratur, efektif, dan efisien.
Perlengkapan
sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat di kelompokan
menjadi sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah, seperti: ruang, buku, perpustakaan, labolatarium
dan sebagainya. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di
sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah,
lapangan olahraga, ruang dan sebagainy
Sedangkan
menurut keputusan menteri P dan K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3
kelompok besar yaitu:
a.
Bangunan
dan perabut sekolah
b.
Alat
pelajaran yang terdiri dari pembukauan dan alat-alat peraga dan labolatarium
c.
Media
pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menguanakan alat
penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a) Fasilitas fisik, yakni segala sesuatu yang
berupa benda atau fisik yang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan
mempermudah dalam melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik juga disebut
fasilitas materiil.Contoh : kendaraan, alat tulis kantor, peralatan komunikasi
elektronik, dll. Dalam kegiatan pendidikan yang tergolong dalam fasilitas
materiil antara lain: perabot ruang kelas, perabot ruang TU, perabot
laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek.
b) Fasilitas uang, yakni segala sesuatu yang
bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai
akibat bekerjanya nilai uang.
c) Fasilitas sumber daya manusia
VI.
Manajemen
Pengelolaan Hubungan Masyarakat
Hubungan
antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya
merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali murid memiliki
hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara
efektif dan efisien. Gaffar dalam Mulyasa menyatakan, bahwa hubungan sekolah
dengan orang tua/wali murid bertujuan antara lain: (1) memajukan kualitas
pembelajaran dan pertumbuhan murid; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan
kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat
untuk menjalin hubungan dengan sekolah (Mulyasa, 2002:50).
Pada
konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) , manajemen hubungan sekolah dengan
orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis
membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan
hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan
memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat
diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid,
kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan
laporan tahunan sekolah.
Melalui
hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan
efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan
yang berkualitas akan terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun
di tengah-tengah masyarakat (out come).
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
a) PENGERTIAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan sumber daya dalam proses pembelajaran yang berdasar pada sekolah untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
b) Kurikulum
dalam MBS
Menurut Crow and Crow Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah
c) Pengertian
tenaga kependidikan
Menurut
UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga
kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu
jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.
d) Pengertian
Manajeman Kesiswaan
Salah
satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa. Manajemen
kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta
didik tersebut dari suatu sekolah
e) Manajemen Keuangan
Keuangan
merupakan sumber daya yang secara langsung dapat berpengaruh pada keefektifan
dan efisiensi pengelolaan pendidikan yang diselaggarakan oleh masing-masing
satuan pendidikan
f) Pengertian
Manajeman Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Dalam
rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah di gunakan suatu
pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana pendidikan
g) Manajemen Pengelolaan Hubungan Masyarakat
Hubungan
antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada hakekatnya
merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi murid di sekolah
B. SARAN
§ Manajemen komponen-komponen sekolah harus lebih
di tingkatkan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah demi tercapainya tujuan bersama.
§ Pemerintah harus lebih memperhatikan kebutuhan pendidikan
dari calon masa depan bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
TIM Dosen Administrasi Pendidikan
UPI, Manajemen Pendidikan.Bandung. Alfabeta.2009,
Undang-Undang N0.20 Tahun 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung. Citra Umbara. 2003
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Pontianak. Alfabeta. 2009
http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com/2009/05/manajemen-kesiswaan-peserta-didik.html. akses tanggal 20 Mei 2010
Undang-Undang N0.20 Tahun 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung. Citra Umbara. 2003
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Pontianak. Alfabeta. 2009
http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com/2009/05/manajemen-kesiswaan-peserta-didik.html. akses tanggal 20 Mei 2010
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/diakses
tanggal 22/11/2011.
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html diakses tanggal 22/11/2011.
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html diakses tanggal 22/11/2011.